5 Kesalahan Microstocker Pemula yang Harus Dihindari


Berjualan foto di internet mungkin kelihatannya sepele, khususnya di platform microstock. Modal jepret foto pakai HP tinggal upload, beres.

Iya, memang gampang kalau kita tidak punya strategi. Di microstock kalau kita dalami lebih jauh sebenarnya ada trik-trik khusus yang harus dicermati dan dipraktekkan. Apalagi saat ini makin banyak kontributor yang berjualan foto dengan kualitas profesional. Orang yang ingin membeli foto kita pun jadi mikir dan tentunya cari kualitas terbaik. Nah dari situlah, kita harus pinter-pinter membuat karya kita sebaik mungkin agar pembeli punya alasan kuat untuk membeli foto kita.

Bagi kalian yang baru saja bergabung menjadi kontributor Microstock, kalian wajib banget menyimak artikel ini. Berikut kesalahan microstocker pemula yang harus dihindari

Kesalahan Microstocker Pemula yang Harus Dihindari

1. Ingin Cepat Kaya

Lho, memangnya salah?  sebenarnya tidak ada yang salah jika kalian berambisi ingin cepat kaya. Wajar sih, orang namanya kerjas pasti ingin cepat. Tapi masalahnya adalah ketika kalian ingin cepat-cepat kaya dalam waktu instan. Misalnya karena keadaan mendesak. Butuh ini dan itu. 

Tidak, menjadi kontributor Microstock atau Microstocker tidak akan membuatmu kaya dalam waktu instan. Ibarat seperti orang jualan pada umumnya. Kita harus punya produk terbaik yang bisa kita tawarkan. Kita juga harus menyusun strategi agar karya kita dilirik dan banyak dibeli/download.

Dalam dunia Microstock karya atau aset kita akan dijadikan sebagai portfolio kita. Bisa kita asumsikan sebagai pengalaman kita. 

Sebenarnya boleh-boleh aja kita langsung terjun ke dunia Microstock. Tapi kita harus percaya diri dan terus mengembangkan skill di salah satu bidang seni, entah itu desainer grafis atau fotografer. Yang penting ada kemauan dan potensi untuk terus belajar.

2. Tidak punya karya

Tidak mempunyai karya adalah kesalahan terbesar saat ingin menjadi kontributor microstock. Jika kalian ingin memulai jadi kontributor Microstock. Satu hal yang perlu kalian pahami adalah, platform microstock adalah paltform yang memfasilitasi desainer maupun fotografer untuk me-lisensi-kan karya mereka. 

Maksudnya, kita memang harus berangkat dari skill sebagai orang yang memang orang yang mendalami di bidang visual, seperti desain grafis & fotografi. Dalam hal ini mereka di sebut artist atau pembuat karya.

Yang terjadi justru sebaliknya. Banyak dari kontributor pemula mendaftar menjadi kontributor karena mereka iseng-iseng atau kepincut kreator lain yang punya earning ratusan hingga ribuan dolar. Bahkan banyak kontributor  yang mencuri karya orang lain dan diupload ulang di platform yang berbeda. Mendownload aset orang lain dan di upload lagi di microstock lain adalah tindakan yang sangat dilarang dan melanggar kebijakan microstock itu sendiri.

Inti dari menjadi kontributor Microstock adalah berkarya, bukan iseng apalagi asal jepret foto dan berharap laku ratusan dolar. Susah kalau kita bukan orang yang bekerja di bidang itu.

3. Malas Melakukan Riset & Mencari Informasi

Banyak kontributor pemula yang malas Mencari informasi atau istilah-istilah yang ada di microstock. Padahal, sebagai kontributor kita dituntut untuk aktif melakukan analisan ataupun riset sederhana dalam menentukan ide konten yang sedang trend atau viral.

Sebagai kontributor kita harus pintar dalam menganalisa foto untuk dijadikan sebagai bahan deskripsi maupun keyword. Sebisa mungkin kita bisa mendeskripsikan situasi yang ada di foto dan membuat keyword yang relevan.

4. Asal Isi Keyword

Mengisi keyword adalah salah satu bagian terpenting saat mensubmit foto kita ke microstok. Asal mengisi keyword bisa menyebabkan foto kita tidak ada yang didownload. Bisa jadi foto sulit ditemukan sesuai deskripsi yang dibutuhkan.

Jika deskripsi dan keyword tidak sesuai bisa mengakibatkan foto kota tidak muncul pada algoritma pencarian, sehingga yang seharusnya foto kita muncul dengan kata kunci tertentu jadi tidak muncul. Contohnya, misalnya kita punya foto pisang, tapi karena foto tersebut tidak dilengkapi keyword dan deskripsi yang sesuai yaitu pisang satu proses upload, maka foto kita nantinya jadi sulit ditemukan dan tenggelam.

5. Menyerah Ketika Ditolak

Yang perlu kalian ingat bahwa foto ditolak dalam dunia microstock itu adalah hal yang sangat sangat biasa dan lumrah. Penolakan ini biasanya bukan tanpa alasan. Dari penolakan ini sebenarnya bisa kitajadikan sebagai pelajaran sekaligus panduan, karena ketika foto kita ditolak biasanya terdapat keterangan atau klu yang bisa gunakan sebagai feedback atau masukan untuk kita agar memperbaiki kesalahannya.

Alasan-alasan penolakan biasanya karena noise foto, exposure terlalu tinggi sehingga foto menjadi terlalu silau, dan konsep foto yang tidak memiliki nilai komersial. Jika masih memungkinkan untuk memperbaiki foto misalnya jika fotonya terlalu gelap atau terlalu over exposure, kalian bisa mengedit pencahayaannya menggunakan aplikasi editor foto. Saya sarankan pakai Lightroom mobile.

Itulah beberapa rangkuman beberapa kesalahan Microstocker pemula yang wajib dihindari. Tetap semangat dan konsisten dalam membuat berkarya. 
Posting Komentar